Apa Itu Stratifikasi Sosial?
Stratifikasi sosial adalah perbedaan-perbedaan status
dan peranan sosial warga masyarakat yang bersifat hierarkis( bertingkat-tingkat
). Menurut Pitirim Sorokin, stratifikasi sosial adalah
pembedaan warga masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat. Stratifikasi
sosial dapat terjadi dengan sengaja maupun tidak disengaja (terjadi dengan
sendirinya). Sebagai contoh dalam kehidupan masyarakat bali yang masih menganut
system kasta dalam kehidupannya, mereka membagi golongan masyarakat dengan
tingkatan-tingkatan tertentu mulai dari pemuka agama, bangsawan/pegawai
pemerintah dan masyarakat biasa.
Sebab – Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai,
bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan
masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap
sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam
masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap
sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya
bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama
sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
Sistem-Sistem Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dalam masyarakat memiliki beberapa sistemnya
masing-masing. Setiap stratifikasi tertentu tentu memiliki sistem yang
berbeda-beda, mengingat faktor pembentukkannya yang berbeda pula. Berikut
beberapa stratifikasi sosial berdasarkan sifat:
1. Sistem Stratifikasi Tertutup
Sistem stratifikasi tertutup ini merupakan sistem stratifikasi yang tidak
bisa memindahkan anggota stratifikasi tertentu ke stratifikasi yang lain, baik
tingkat stratifikasi atas maupun bawah, kecuali jika ada faktor yang sangat
mendukung seperti kelahiran, sistem kasta, rasialis dan feodal.
2. Sistem Stratifikasi Terbuka
Sistem stratifikasi terbuka merupakan kebalikan dari sistem stratifikasi
tertutup, yaitu setiap anggota masyarakat dengan tingkat stratifikasi dari
manapun bisa berpindah dari stratifikasi di bawahnya atau di atasnya. Misalnya,
orang miskin karena usahanya maju berubah menjadi orang kaya, demikian
sebaliknya.
3. Sistem Stratifikasi Campuran
Sistem stratifikasi campuran merupakan gabungan dari sistem stratifikasi
tertutup dan stratifikasi terbuka. Contohnya, orang Bali yang masuk dalam kasta
Brahmana yang memiliki kedudukan terhormat di tempatnya, apabila pindah ke tempat
lain menjadi pekerja, secara otomatis orang tersebut mendapatkan stratifikasi
yang rendah.
Unsur-Unsur Stratifikasi
Sosial dalam Masyarakat
Stratifikasi dalam sebuah masyarakat tidak bisa berdiri sendiri begitu
saja, jika tanpa didukung oleh unsur-unsur penting di dalamnya. Setiap unsur
yang ada dan membangun dalam stratifikasi masyarakat saling terkait satu sama
lainnya. Dengan kata lain unsur-unsur tersebut saling bekerja sama membentuk
sebuah stratifikasi dalam masyarakat.
Apa saja unsur-unsur yang ada dalam stratifikasi? Berikut beberapa unsur
yang membentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat:
1. Status atau Kedudukan. Setiap
anggota masyarakat memiliki status yang berbeda-beda sebagai penanda bahwa
mereka berasal dari sebuah stratifikasi yang mana, serta di antara sesama
mereka bisa saling bekerja sama. Kedudukan berupa posisi individu di dalam
kelompok serta posisi kelompok yang berhubungan dengan kelompok yang lainnya.
2. Peran atau Peranan. Peran ini dalam
stratifikasi menunjukkan eksistensi seseorang dalam sebuah tingkat
stratifikasinya. Peran atau istilah sosiologinya disebut dengan role merupakan
unsur yang dinamis. Bisa juga dikatakan sebagai perilaku dari seseorang yang
diharapkan mempunyai status dalam sebuah stratifikasi.
Status dan peran yang disebutkan di atas, juga memiliki unsur-unsurnya
tersendiri. Apa saja unsur-unsur dari status dan peran yang ada dalam setiap
stratifikasi dalam masyarakat?
· Unsur
yang pertama adalah status set, untuk menyebutkan seseorang yang memiliki
status ganda dalam sebuah stratifikasi.
· Unsur
status dan peran yang kedua adalah status simbol. Status simbol tersebut
berfungsi sebagai kontrol untuk anggota stratifikasi yang melakukan perannya
dalam kelompok stratifikasi tersebut.
· Unsur
yang ketiga berupa role distance, berupa cara memisahkan individu
perannya yang sebenarnya. Gejala ini muncul jika individu merasa tertekan,
serta tidak mampu melaksanakan perannya.
· Unsur
yang keempat adalah role set, berupa sejumlah peran yang saling
berhubungan satu sama lain.
· Unsur
kelima berupa tidak sesuainya status individu dengan status individu yang
lainnya dalam sebuah stratifiaksi sosial.
· Unsur
yang terakhir adalah role strain, yang mengacu pada kesulitan yang
dihadapi individu ketika menghadapi peran mereka masing-masing.
Dengan mengetahui status dan perannya dalam sebuah stratifikasi, setiap
individu dapat menggunakan wewenangnya ketika menjalankan perannya
masing-masing dalam sebuah stratifikasi.